April 23, 2025 | admin

Handphone Jadi Guru Ke-2 : Efektif Tidak Sich Belajar Melalui YouTube dan TikTok Pembelajaran?

Handphone Jadi Guru Ke-2 : Efektif Tidak Sich Belajar Melalui YouTube dan TikTok Pembelajaran?

Di era teknologi seperti saat ini, buku pelajaran mulai tersingkir dari meja belajar. Bukannya buka buku dengan tebal ensiklopedi, pelajar jaman now cenderung lebih memilih buka YouTube atau TikTok untuk cari jawaban pekerjaan atau pahami materi pelajaran. Handphone sekarang tidak hanya selingan, tetapi juga menjelma menjadi guru ke-2 . Tetapi pertanyaannya, belajar melalui YouTube dan TikTok pembelajaran itu betulan efektif atau hanya membuat candu scroll-scroll saja?

Peralihan Skema Belajar Anak Muda
Dahulu, belajar sama dengan duduk rapi di atas meja, membaca buku, menulis di atas hafalan, dan kertas. Tetapi sekarang, video memiliki durasi 60 detik dapat menerangkan rumus matematika yang membuat pusing sepanjang seminggu. Bahkan juga, sejarah panjang Indonesia dapat disimpulkan di video animasi mudah diolah dan lucu.

Menurut survey intern sejumlah sekolah dan instansi pendidikan, lebih dari 70% siswa akui mereka lebih gampang memahami saat melihat video keterangan daripada membaca buku. Apalagi, konten video umumnya diperlengkapi visual menarik, musik latar, dan langkah pengutaraan yang modern dan enteng. Ini membuat siswa merasa belajar menjadi lebih fun, bukan beban.

Handphone Jadi Guru Ke-2 : Efektif Tidak Sich Belajar Melalui YouTube dan TikTok Pembelajaran?

YouTube: Perpustakaan Digital Raksasa
YouTube sudah menjadi tempat favorite pelajar untuk belajar. Dimulai dari pelajaran matematika, fisika, kimia, sampai sejarah dan bahasa asing—semuanya ada. Kanal-kanal seperti Zenius, Ruangguru, atau kanal beberapa guru mandiri punyai juta-an views karena menyuguhkan materi sekolah dengan style lebih gampang diolah dan rileks.

Keunggulan YouTube ialah durasi waktu yang fleksibel, keterangan detil, dan komentar yang dapat menjadi dialog tambahan. Bahkan juga sejumlah guru di sekolah mulai mereferensikan pelajar untuk melihat video tertentu sebagai bahan pendamping pelajaran.

TikTok Pembelajaran: Belajar pada 1 Menit?
Di lain sisi, TikTok yang dahulunya dikenali sebagai basis selingan semata-mata, sekarang semakin ramai dengan konten edukatif. Banyak inisiator konten membagi panduan belajar, rangkuman materi, sampai trick kerjakan masalah hanya video memiliki durasi pendek.

TikTok pas untuk yang mudah bosen. Style pengutaraan yang cepat dan to the poin membuat otak kita masih tetap aktif, walaupun hanya satu menit. Tetapi, karena durasi waktunya pendek, konten di TikTok seharusnya jadi pengantar atau pengingat materi, bukan sumber khusus belajar.

Rintangan dan Dampak negatif yang Ada
Walau kelihatan menggembirakan, belajar melalui handphone punyai tantangan. Satu diantaranya ialah destruksi. Pelajar yang awalannya niat menonton video pelajaran, bisa jadi justru nyasar ke konten dance, isu aktris, atau kelucuan konyol. Belum juga jika keterusan scroll dan pada akhirnya lupa waktu.

Disamping itu, tidak semua konten pembelajaran di basis digital dapat dipercaya. Ada yang salah sampaikan materi, atau malah cuma memburu views tanpa pikirkan kualitas konten. Berikut mengapa peranan guru dan orangtua masih tetap penting dalam arahkan anak untuk pilih sumber belajar yang betul.

Gabungan Bagus: Buku, Guru, dan Handphone

Walaupun handphone dapat menjadi “guru ke-2 “, tidak berarti gantikan seutuhnya peranan buku dan guru di sekolah. Yang paling bagus ialah menyatukan ke-3 nya. Buku masih tetap penting untuk latih daya baca dan pengetahuan dalam, guru masih tetap diperlukan untuk tuntunan secara langsung dan dialog, dan konten digital menjadi pendamping yang memikat dan berkaitan dengan jaman.

Kunci dari semuanya ialah pemantauan dan kesetimbangan. Bila pelajar dapat mengelola waktu belajar dan manfaatkan basis digital arif, karena itu handphone tidak hanya sumber selingan, tetapi juga alat belajar yang luar biasa.

Ringkasan
Maka apa belajar melalui YouTube cmd368 login dan TikTok pembelajaran itu efektif? Jawabnya: iya, asal dipakai betul. Basis digital dapat menjadi alat belajar yang powerful, khususnya untuk angkatan yang cepat jemu dan visual. Tetapi ingat, belajar itu masalah proses. Ingin dari buku, guru, atau TikTok, yang terpenting ialah tekad untuk menyerap pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Share: Facebook Twitter Linkedin