April 22, 2025 | admin

IPK vs Relasi: Mana yang Lebih Diperhitungkan di Dunia Kerja?

IPK vs Relasi: Mana yang Lebih Diperhitungkan di Dunia Kerja?

Lo udah jungkir balik ngejar IPK tinggi selama kuliah. Tugas semua kelar, ikut organisasi juga iya. Tapi pas lulus, malah liat temen lo yang IPK-nya pas-pasan justru dapet kerjaan duluan. Kenapa bisa gitu?

Muncul pertanyaan klasik:
Di dunia kerja, yang lebih penting IPK tinggi atau relasi yang luas?
Yuk kita bahas tuntas. Karena hidup pasca kuliah gak melulu tentang angka di transkrip doang.


IPK: Nilai Formal yang Masih Dianggap Penting

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah nilai rata-rata dari semua mata kuliah yang lo ambil selama kuliah. Banyak orang anggap parlay bola sebagai “tolak ukur kepintaran.” Di awal karier, ini masih jadi pertimbangan utama HRD.

✔️ Kapan IPK Sangat Berpengaruh?

  • Melamar kerja di perusahaan besar, terutama yang punya sistem rekrutmen formal (BUMN, bank, multinasional)

  • Mendaftar beasiswa, pertukaran pelajar, atau studi lanjut

  • Buat CV lo keliatan ‘rapi’ di mata perekrut

❌ Tapi IPK Gak Selalu Menjamin

  • Banyak lulusan IPK 3.9+ yang gagap saat interview

  • Gak semua perusahaan peduli IPK, terutama startup atau industri kreatif

  • Lo bisa punya IPK tinggi tapi lemah di soft skill dan relasi


Relasi: Jaringan Sosial yang Bikin Jalan Terbuka

Relasi = koneksi, jaringan, atau istilah kerennya networking. Bisa dari teman kuliah, komunitas, dosen, alumni, bahkan kenalan dari sosmed.

✔️ Kekuatan Relasi:

  • Lo bisa direkomendasikan langsung ke posisi tertentu tanpa harus bersaing di antara ratusan pelamar

  • Dapet info lowongan lebih cepat

  • Dapat mentor yang bantu arahin karier lo

  • Masuk ke lingkaran industri yang lo incar

❌ Tapi Gak Semua Relasi Itu “Sakti”

  • Kalau lo cuma kenalan doang tapi gak nunjukin kualitas, orang juga ragu bantu

  • Relasi yang terlalu “dipaksakan” juga bisa bikin risih orang

  • Gak semua koneksi bisa langsung ngasih kerjaan—tetep harus ada usaha


IPK Tinggi Tanpa Relasi = Kuat Tapi Sepi

Lo bisa jadi lulusan cumlaude, tapi kalau gak kenal siapa-siapa di dunia kerja, lo harus berjuang sendirian. HRD mungkin suka IPK lo, tapi saingan lo banyak. Lo harus bersaing lewat CV, portofolio, dan wawancara yang ketat.


Relasi Tanpa Skill = Gampang Masuk, Gampang Keluar

Sebaliknya, punya relasi doang tapi gak punya skill dan etos kerja? Bisa dapet kerja, iya. Tapi bertahan? Belum tentu. Karena yang ngebantu lo masuk itu koneksi, tapi yang bikin lo bertahan adalah kemampuan.


Idealnya? Dua-Duanya, Bro!

Gak ada yang bilang IPK gak penting. Tapi jangan cuma ngejar angka. Luangkan waktu buat:

  • Aktif di komunitas kampus

  • Bangun personal branding di LinkedIn

  • Gabung proyek kolaboratif

  • Ikut webinar, volunteer, atau magang

Dengan begitu, lo punya nilai akademis dan juga nilai sosial. Lo dikenal sebagai orang pinter, tapi juga punya banyak relasi yang siap bantu lo naik level.


Cara Ngebangun Relasi Sejak Kuliah

  1. Aktif di organisasi dan komunitas

  2. Sapa dosen dan alumni—bukan cuma pas butuh tanda tangan

  3. Ikut event, seminar, dan career fair

  4. Bikin profil LinkedIn yang proper dan aktif

  5. Bantu orang lain dulu tanpa pamrih—relasi yang kuat dibangun dari kontribusi


Kesimpulan

Di dunia kerja, IPK adalah pintu masuk, tapi relasi bisa jadi jalan pintas. Jangan andalkan salah satu doang. Gabungkan keduanya buat hasil yang maksimal.

IPK menunjukkan lo serius di akademik. Relasi menunjukkan lo aktif di dunia nyata. Kombinasinya? Lo jadi kandidat yang gak cuma pintar, tapi juga dikenal dan dipercaya.

Share: Facebook Twitter Linkedin